Kalindaqdaq adalah salah satu puisi tradisional Mandar.
Dibandingkan dengan karya sastra lama Mandar lainnya, kalindaqdaq yang paling banyak digunakan/dipakai oleh masyarakat Mandar mengungkapkan perasaan dan pikiran mereka pada masa dahulu.
Etimologi kalindaqdaq diuraikan dalam beberapa versi
> Pertama, terdiri/berasal dari dua kata, yaitu kali ‘gali’ dan daqdaq ‘dada.’ Jadi, kalindaqdaq artinya isi dada karena apa yang ada di dalam dada/hati itulah yang digali dan dikemukakan kepada pihak lain. Kalindaqdaq adalah cetusan perasaan dan pikiran yang dinyatakan dalam kalimat- kalimat indah.
> Kedua, berasal dari bahasa Arab qaldan yang berarti memintal. Alasannya, membuat kalindaqdaq memerlukan ketekunan dan kehati-hatian, kurang lebih sama dengan memintal benang, sutera, atau tali yang juga memerlukan ketekunan dan kehati-hatian.
Kata “kalindaqdaq” mungkin juga berasal dari kata bahasa Arab “qillidun” yang berarti gudang; atau boleh jadi berasal dari kata qaladah atau qalaaid yang berarti kalung hiasan perempuan. “Dihubungkan” dengan pengertian ‘menggali isi dada’, ‘memintal’, ‘gudang’, dan ‘kalung hiasan perempuan’, sungguh kalindaqdaq mengandung makna yang dalam dan luas.
Puisi tradisional daerah Mandar ini mempunyai bentuk tertentu yang mungkin berbeda dengan bentuk puisi daerah yang lain.
Contoh:
“Usanga bittoeng raqdaq
Di pondoqna I Bolong
I kandiq pala
Mambure pecawanna”
(Kusangka bintang yang jatuh
Di atas punggung (kuda) Si Hitam
Dinda kiranya
Yang menaburkan senyumnya);
“Tennaq rapaangdaq uwai
Lamba lolong lomeang
Mettonang bandaq
Di naunna endeqmu”
(Seandainya aku bagaikan air
yang mengalir kian kemari
Aku tergenang sudah
Di bawah naungan tanggamu)
“Passambayang moqo daiq
Pallima wattu moqo
Iyamo tuqu
Pewongang di aheraq”
(Bersembahyanglah engkau
Berlima waktulah
Itulah dia
Bekal di akhirat).
Jika diuraikan berdasarkan sukukata, bentuk kalindaqdaq demikian:
U-sa-nga bit-to-eng raq-daq (8 sukukata)
Di-pon-doq-na i-bo-long (7 sukukata)
I-kan-diq pa-la (5 sukukata)
Mam-bu-re pe-ca-wan-na (7 sukukata),
dan seterusnya masing-masing kalindaqdaq berpola 8-7-5-7.
Kkalindaqdaq mempunyai ciri tetap
(1) tiap bait terdiri atas 4 larik (baris),
(2) larik pertama 8 sukukata,
(3) larik kedua 7 sukukata,
(4) larik ketiga 5 sukukata,
(5) larik keempat 7 sukukata,
(6) merupakan puisi sukukata,
(7) persajakannya umumnya bebas.
0 komentar:
Posting Komentar