Dunia Generasi Muda

Tempat nongkrongnya anak muda yang kreatif.

Rabu, 02 April 2014

Laporan Nata de Coco



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.       LANDASAN TEORI
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin modern, dengan bertambahnya sumber daya manusia yang ada di muka bumi, maka munsul keinginan untuk meningkatkan kualitas hidup melalui bidang pendidikan, sehingga menimbulkan manusia dengan kualitas yang bagus.
Begitupula sering berjalannya waktu, banyak muncul manusia yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan mulai memunculkan ide-ide baru atau konsep-konsep baru baik yang telah dibuktikan maupun yang belum dibuktikan. Dalam perkembangannya, saat ini banyak orang mulai berfikir untuk membuat makanan yang menghasilkan beberapa jenis makanan yang berbeda dengan bahan yang sama, begitu pula untuk mengawetkan makanan sehingga lebih tahan lama. Salah satu penerapannya yaitu bioteknologi, terdapat beberapa contoh penerapan bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari, adapun yang kami buat adalah nata de coco.
Kata nata berasal dari bahasa Spanyol yang berarti krim. Nata diterjemahkan ke dalam bahasa Latin sebagai ‘natare’ yang berarti terapung-apung. Nata dapat dibuat dari air kelapa, santan kelapa, tetes tebu (molases), limbah cair tebu, atau sari buah (nanas, melon, pisang, jeruk, jambu biji, strawberry dan lain-lain). Nata yang dibuat dari air kelapa disebut nata de coco. Di Indonesia, nata de coco sering disebut sari air kelapa atau sari kelapa. Nata de coco pertama kali berasal dari Filipina.
Nata De Coco merupakan jenis komponen minuman yang terdiri dari senyawa selulosa (dietry fiber), yang dihasilkan dari air kelapa melalui proses fermentasi, yang melibatkan jasad renik (mikrobia), yang selanjutnya dikenal sebagai bibit nata. Pada prinsipnya untuk menghasilkan nata de coco yang bermutu baik, maka perlu disediakan media yang dapat mendukung aktivitas Acetobacter xylinum untuk memproduksi selulosa ekstra-seluler atau yang kemudian di sebut nata de coco.
Bibit nata adalah bakteri Acetobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan nitrogen melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai nata.
Acetobacter xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3, sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum pada suhu 28°– 31 °C. Bakteri ini sangat memerlukan oksigen. Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau meningkatkan keasaman air kelapa. Asam asetat yang baik adalah asam asetat glacial (99,8 %). Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat digunakan, namun untuk mencapai tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,5 – 5,5 dibutuhkan dalam jumlah banyak. Selain asan asetat, asam-asam organik dan anorganik lain bisa digunakan.
Seperti halnya pembuatan beberapa makanan atau minuman hasil fermentasi, pembuatan nata juga memerlukan bibit. Bibit tape biasa disebut ragi, bibit tempe disebut usar, dan bibit nata de coco disebut starter. Bibit nata de coco merupakan suspensi sel Acetobacter xylinum. Untuk dapat membuat bibit nata de coco seseorang perlu mengetahui sifat-sifat dari bakteri ini. Acetobacter xylinum merupakan bakteri berbentuk batang pendek, yang mempunyai panjang 2 mikron dan lebar micron, dengan permukaan dinding yang berlendir. Bakteri ini biasa membentuk rantai pendek dengan satuan 6-8 sel. Bersifat imotil dan dengan pewarnaan Gram menunjukkan Gram negatif.
Bakteri ini tidak membentuk endospora maupun pigmen. Pada kultur sel yang masih muda, individu sel berada sendiri-sendiri dan transparan. Koloni yang sudah tua membentuk lapisan menyerupai gelatin yang kokoh menutupi sel koloninya. Pertumbuhan koloni pada medium cair setelah 48 jam inokulasi akan membentuk lapisan pelikel dan dapat dengan mudah diambil dengan jarum oase.
Bakteri ini dapat membentuk asam dari glukosa, etil alcohol, dan propel alcohol, tidak membentuk indol dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam asetat menjadi CO2 dan H2O. sifat yang paling menonjol dari bakteri itu adalah memiliki kemampuan untuk mempolimerisasi glukosa sehingga menjadi selulosa. Selanjutnya selulosa tersebut membentuk matrik yang dikenal sebagai nata. Faktor lain yang dominan mempengaruhi sifat fisiologi dalam pembentukan nata adalah ketersediaan nutrisi, derajat keasaman, temperatur, dan ketersediaan oksigen.
Bakteri Acetobacter xylinum mengalami pertumbuhan sel. Pertumbuhan sel didefinisikan sebagai pertumbuhan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. Bakteri Acetobacter xylinum mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu fase adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan eksponensial, fase pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap, fase menuju kematian, dan fase kematian. Apabila bakteri dipindah ke media baru maka bakteri tidak langsung tumbuh melainkan beradaptasi terlebih dahulu. Pad fase terjadi aktivitas metabolismedan pembesaran sel, meskipun belum mengalami pertumbuhan. Fase pertumbuhan adaptasi dicapai pada 0-24 jam sejak inokulasi. Fase pertumbuhan awal dimulai dengan pembelahan sel dengan kecepatan rendah. Fase ini berlangsung beberapa jam saja. Fase eksponensial dicapai antara 1-5 hari. Pada fase ini bakteri mengeluarkan enzim ektraselulerpolimerase sebanyak-banyaknya untuk menyusun polimer glukosa menjadi selulosa (matrik nata). Fase ini sangat menentukan kecepatan suatu strain Acetobacter xylinum dalam membentuk nata.
Fase pertumbuhan lambat terjadi karena nutrisi telah berkurang, terdapat metabolik yang bersifat racun yang menghambat pertumbuhan bakteri dan umur sel sudah tua. Pada fase in pertumbuhan tidak stabil, tetapi jumlah sel yang tumbuh masih lebih banyak disbanding jumlah sel mati. Fase pertumbuhan tetap terjadi keseimbangan antara sel yang tumbuh dan yang mati. Matrik nata lebih banyak diproduksi pada fase ini. Fase menuju kematian terjadi akibat nutrisi dalam media sudah hamper habis. Setelah nutrisi harbi, maka bakteri akan mengalami fase kematian. Pada fase kematian sel dengan cepat mengalami kematian. Bakteri hasil dari fase ini tidak baik untuk strain nata.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Acetobacter xylinum mengalami pertumbuhan adalah nutrisi, sumber karbon, sumber nitrogen, serta tingkat keasaman media temperatur, dan udara (oksigen). Senyawa karbon yang dibutuhkan dalam fermentasi nata berasal dari monosakarida dan disakarida. Sumber dari karbon ini yang paling banyak digunakan adalah gula. Sumber nitrogen bias berasal dari bahan organic seperti ZA, urea. Meskipun bakteri Acetobacter xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3. sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum pada suhu 28 – 31 0 C. bakteri ini sangat memerlukan oksigen. Sehingga dalam fermentasi tidak perlu ditutup rapat namun hanya ditutup untuk mencegah kotoran masuk kedalam media yang dapat mengakibatkan kontaminasi.

1.2.       TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikum ini bertujuan untuk :
1.      Membuktikan konsep bioteknologi;
2.      Mengetahui contoh penerapan bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari;
3.      Membuktikan bioteknologi melalui nata de coco.


BAB II
METODE PENELITIAN
2.1.            ALAT DAN BAHAN
A.     ALAT
1.      Gelas ukur 1 liter……………………………………….. 1 buah
2.      Panci…………………………………………………… 1 buah
3.      Kompor……………………………………………….....1 buah
4.      Saringan…………………………………………….......  1 buah
5.      Wadah……………………………………………………20 buah
6.      Pengaduk…………………………………………………1 buah
7.      Botol………………………………………………………1 buah

B.      BAHAN
1.      Koran……………………………………………………… 20 lembar
2.      Kapas………………………………………………………1 bungkus
3.      Air kelapa…………………………………………………..10 liter
4.      Pupuk urea…………………………………………………..5 sdm
5.      Alcohol………………………………………………………1 botol
6.      Starter (bibit nata de coco)………………………………       2 botol
7.      Gula pasir……………………………………………………500 gram
8.      Cuka…………………………………………………………10 sdm

2.2.            WAKTU DAN TEMPAT
Kegiatan praktikum ini dilaksanakan pada :
hari, tanggal   :           Selasa, 01 April 2014
tempat           :           Jl. Tomaja, Sidodadi
pukul              :           13.00 – selesai
2.3.            CARA KERJA
1.      Air kelapa disaring
2.      Tambahkan bahan-bahan lain (gula pasir, cuka, dan urea)
3.      Dididih selama 10 menit.
4.   Masukkan kedalam wadah yang telah disterilkan terlebih dahulu, tutup dengan koran yang terlebih dahulu disemprot alkohol. Simpan di tempat yang aman, diamkan selama sehari (24 jam).
5.      Tuang Starter (Bakteri Acetobakter xylinum) kedalam wadah, simpan ditempat yang aman.
6.      Diamkan selama 5 sampai 7 hari, Nata de coco siap untuk dikonsumsi.



BAB III
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
3.1.            HASIL PRAKTIKUM

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEic5hH76SDDzRgCSVXXT9rBJOQSa292PQkHQSKIkJErXgLk-TLarOKdfgATGP-zP_958eauiGpQ4Kr4Vd7Ym2HsHHfutlLSZQTFiUnBLVKIjCpruG9yFJ5D8JOXaig7InPsEO2yvOiNZrfC/s200/index.jpg https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVcuur1uI4lgvcM5QHIQpVPFqxd9cavYDYhJx5pT-cs9vKVi5fxyCMDixF41YouS9gkpV-oqK53AOYDH33dCbIBt5oA3HRpFlXLJCrfnL9SPyHYcMhdvmvpmKLb9drxJnuDz_SpjZNLYfl/s1600/index1.jpg
Pada  praktikum kali ini, yaitu nata de coco menggunakan bakteri. Bakteri yang berperan dalam pembuatan nata de coco ini adalah bakteri Acetobaacter xylinum. Acetobacter xylinum memproduksi selulosa ekstra-seluler atau yang kemudian disebut nata de coco. Bahan dasar dari praktikum kali ini adalah air kelapa dan bakteri Acetobacter xylinum.
Pada hari pertama dilakukan pembuatan nata de coco. Pada hari kedua dilakukan pengamatan terhadap nata de coco. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada perubahan terhadap nata de coco yang diamati. Pada hari kedua, sudah mulai terlihat perubahan. Pada hari selanjutnya nata de coco mulai terlihat berbeda, mulai dari warna yang mulai menguning serta bau mulai tidak sedap. Pada hari berikutnya terdapat gumpalan di atas air kelapa tersebut dan pada bagian dasarnya. Setelah beberapa hari kemudian dilakukan pengamatan lagi terhadap nata de coco, yang dihasilkan pengamatan yaitu tidak terbentuk lapisan nata, warnanya semakin pekat, baunya juga semakin tidak sedap, hal ini membuktikan bahwa nata pada air kelapa tidak berhasil. Hal itu disebabkan oleh adanya bakteri yang tumbuh atau kondisi yang tidak memungkinkan untuk bakteri Acetobacter xylinum untuk hidup.

3.2.            PEMBAHASAN
Nata de coco merupakan hasil fermentasi air kelapa dengan bantuan mikroba Acetobacter xylinum. Gula pada air kelapa diubah menjadi asam asetat dan benang-benang selulosa. Lama-kelamaan akan terbentuk suatu massa yang kokoh dan mencapai ketebalan beberapa sentimeter. Dengan demikian, nata de coco dapat juga dianggap sebagai selulosa bakteri yang berbentuk padat, berwarna putih, transparan, berasa manis, bertekstur kenyal, dan umumnya dikonsumsi sebagai makanan ringan.
Starter atau biakan mikroba merupakan suatu bahan yang paling penting dalam pembentukan nata. Sebagai starter, digunakan biakan murni dari Acetobacter xylinum. Bakteri ini secara alami dapat ditemukan pada sari tanaman bergula yang telah mengalami fermentasi atau pada sayuran dan buah-buahan bergula yang sudah membusuk.
Bila mikroba ini ditumbuhkan pada media yang mengandung gula, organisme ini dapat mengubah 19 persen gula menjadi selulosa. Selulosa yang dikeluarkan ke dalam media itu berupa benang-benang yang bersama-sama dengan polisakarida berlendir membentuk jalinan yang terus menebal menjadi lapisan nata.



BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1.       KESIMPULAN
Dari hasil praktikum tentang pembuatan Nata de coco, maka didapatkan kesimpulan bahwa :
a.       Konsep bioteknologi terbukti melalui praktikum pembuatan nata de coco yaitu melalui proses fermentasi;
b.      Praktikum pembuatan nata de coco merupakan contoh penerapan bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari;
c.       Untuk membuat nata de coco dari air kelapa bukanlah hal yang terlalu sulit jika kita mengikuti langkah yang ada dengan baik dan benar.
d.      Pembuatan nata de coco ini bisa menjadi salah satu bisnis yang menjanjikan, mengingat bahan baku yang digunakan adalah bahan yang mudah di dapat dan tersedia banyak di lingkungan kita ini.
e.       Dalam air kelapa terdapat berbagai nutrisi yang bisa dimanfaatkan bakteri penghasil Nata de Coco;
f.       Nutrisi yang terkandung dalam air kelapa antara lain : gula sukrosa 1,28%, sumber mineral yang beragam antara lain Mg2+ 3,54 gr/l, serta adanya faktor pendukung pertumbuhan (growth promoting factor) merupakan senyawa yang mampu meningkatkan pertumbuhan bakteri penghasil nata (Acetobacter xylinum).

1.2.         SARAN
Dari hasil praktikum pembuatan nata de coco kami menyarankan :
a.      Pada saat melaksanakan praktikum diharapkan para praktikan agar hati-hati dan teliti dalam melaksanakan praktikum, supaya mendapatkan hasil yang memuaskan;
b.      Seharusnya praktikum ini dilakukan sebelum ujian sekolah.


0 komentar:

Posting Komentar